Table of Contents
ToggleGrup pendaki yang dipimpin oleh Igor Dyatlov tewas ketika mendaki Gunung Ortorten. Grup tersebut berisikan 9 orang mahasiswa. Diperlukan waktu hingga lebih dari 3 bulan untuk menemukan jasad para pendaki tersebut. Mereka ditemukan 6 mil jauh dari destinasi awal mereka dengan banyak keganjalan dan luka yang cukup parah. Teori pun mulai bertebaran mulai dari dibunuh oleh Yeti, UFO, hingga adanya agen mata-mata.
Latar Belakang Kejadian
Pada bulan Januari tahun 1959, 10 pendaki yang berpengalaman berencana untuk mendaki ke pegunungan Ural. Pendaki tersebut diantara lain adalah Lyudmila Dubinina, Yuri Krivonischenko, Rustem Slobodin, Aleksander Kolevatov, Semyon Zolotaryov, Yuri Doroshenko, Zinaida Kolmogorova, Igor Dyatlov dan Nikolay THibeaux-Brignolle. tersebut dipimpin oleh Igor Dyatlov. Mereka berencana untuk melakukan trip selama 3 minggu lalu kembali pada tanggal 12 Februari. 1 pendaki yang bernama Yuri Yudin, pulang lebih dahulu pada tanggal 28 Januari dikarenakan sciatica nya kambuh. Yuri Yudin merasa kecewa karena tidak bisa ikut bersama teman-temannya mendaki Pegunungan Ural, tetapi keputusan tersebutlah yang berhasil menyelamatkan nyawanya.
Catatan perjalanan pendakian tersebut tersedia sampai tanggal 1 Febuari. Pada saat itu, pendakian berjalan sedikit terlambat dan mereka hanya berhasil berjalan sejauh 2,5 mil, diperkirakan mereka dapat berjalan sejauh itu karena membawa beban tambahan dari Yuri yang tidak jadi ikut dan cuaca buruk yang menghalangi pandangan para pendaki. Akhirnya mereka menaruh barang-barang tambahan tersebut di tempat mereka membuat kemah sebelum melanjutkan perjalanan ke Kholat Syakhi (atau biasa disebut Dead Mountain oleh orang-orang Mansi). Mereka kemudian mendirikan kemah di lereng gunung, diperkirakan karena hari sudah menjelang malam. Tetapi, bagi para pendaki yang berpengalaman itu adalah tempat yang aneh untuk mendirikan tempat kemah. Kemudian mereka makan sekitar jam 6-7 malam dan semuanya terlihat normal berdasarkan jurnal yang mereka pegang. Setelah itu, mereka menghilang begitu saja.
© Musem Center
Mereka tidak pernah kembali pulang pada tanggal 12 Februari seperti pada rencana. Kekhawatiran tidak langusng datang mengingat gunung yang mereka daki memang terkenal sulit. Mungkin saja mereka mengalami kendala saat berada di atas sana dan terlambat untuk pulang ke rumah. Keluarga merasa khawatir ketika mereka masih belum mendengar kabar hingga tanggal 20 Februari. Search party (tim pencari) dikirim di hari berikutnya.
Sebenarnya apa yang terjadi?
Pertama kali penyelamat menemukan tempat mereka berkemah. Tenda bagian depannya sudah tertimbun salju setinggi 15-20cm yang diperkirakan dari salju yang tertiup angin, tapi bukan karena longsor. Orang yang menemukan tenda tersebut mengklaim bahwa ia menemukan senter di atas tenda tersebut. Senter tersebut ditemukkan di atas salju yang tebalnya 10cm. Tendanya terlihat disobek dari dalam dan ritsleting pintunya masih tertutup dengan rapat. Diperkirakan para pendaki keluar dari tenda melalui sobekan tenda tersebut, dan barang-barangnya masih banyak yang tertinggal di dalam tenda. Kemudian mereka menemukan menemukan jejak kaki yang mengarah ke lereng gunung, jejak tersebut memperlihatkan bahwa pendaki berjalan tanpa menggunakan sepatu. Kemudian ditemukan sisa api kecil di bawah pohon cedar.
Tubuh pertama ditemukan di bawah pohon, dekat dengan bekas api unggun ditemukan. Di bawah pohon tersebut terdapat patahan batang pohon yang berserakan. Tubuh tersebut diidentifikasi sebagai Doroshenko, dia ditemukan memiliki luka bakar di kepala dan kakinya, luka sobek dan memar, darah yang sudah mengering di bagian dahinya dan juga zat berwarna abu-abu di pipinya yang mengindikasikan paru-paru yang mengalami pembengkakkan. Doroshenko dinyatakan meninggal akibat hipotermia. Di dekat tubuh Doroshenko, ditemukan tubuh Krivonishchenko, yang memiliki luka sobek dan memar yang mirip dengan Doroshenko tetapi bagian ujung hidungnya hilang. Tangannya juga memiliki luka bakar dan sedikit potongan knuckle nya menghilang. Bagian knuckle tersebut kemudian ditemukan di dalam mulutnya. Kematiannya pun disebabkan oleh hipotermia.
Igor Dyatlov, pemimpin pendakian grup ini, ditemukan 300 meter di atas lereng menuju tenda. Lagi-lagi korban memiliki luka sobek dan memar, kemudian giginya ada yang hilang, dan darah dibagian bibirnya. Kematiannya dinyatakan sebagai hipotermia. Jam tangannya mati pada pukul 5:31 pagi. Kolmogorova ditemukan dalam keadaan tengkurap, 630 meter dari pohon cedar. Dia memiliki luka sobek dan memar dan luka benda tumpul yang tidak diketahui berasal dari mana. Kematiannya juga disebabkan oleh hipotermia. Slobodin tidak ditemukan sampai 5 Maret, diantara tempat tubuh Kolmogorova dan Dyatlov ditemukan. Dia ditemukan memakai sepatu boot tapi hanya sebelah, memiliki luka yang mirip dan ditemukan retak dibagian tengkoraknya. Tengkoraknya yang retak tetapi diperkirakan tidak cukup serius untuk membuatnya menginggal, dia dinyatakan menginggal karena hipotermia.
Pendaki lainnya tidak ditemukan sampai 2 bulan kemudian. Mereka ditemukan di jurang sedalam 6 kaki. Kolevatov ditemukan meninggal akibat hipotermia, tetapi hidungnya patah dan matanya sudah tidak ada, diperkirakan karena predator. Bajunya kemudian ditemukan tetapi anehnya baju tersebut memiliki kandungan radioaktif. Kolevatov dan Zolotaryov, salah satu yang bukan pelajar, adalah pendaki yang paling berpengalaman, diperkirakan mereka ke jurang untuk menjaga suhu tubuhnya. Zolotaryov meninggal akibat dadanya yang remuk sambil memegang secarik kertas dan pena. Sayangnya ia belum sempat menulis sesuatu sebelum akhirnya meninggal. Thibeaux-Brignolle meninggal akibat benturan dikepalanya. Dan Dubinina meninggal akibat cedera remuk yang ada di dadanya. Mata dan lidahnya juga sudah tidak ada ketika ditemukan. Di bagian perutnya ditemukan darah, dan baju yang ia pakai terdapat kandungan radioaktif.
Bagaimana bisa semua pendaki meninggal dengan kondisi misterius? Siapa kira-kira yang membuat mereka merasa terburu-buru kabur dari tenda dan harus mengalami luka separah itu?
Teori Kejadian
• Tindak Kriminal
Salah satu kemungkinannya adalah tindak kriminal. Satu teori menyatakan bahwa mungkin salah satu pendaki adalah seorang double agent yang sedang membawa sampel radioaktif dan sedang mencari agen CIA yang ada di area tersebut. Tetapi, ketika terjadi sesuatu agen CIA tersebut mulai menyerang dan terjadilah perkelahian yang menyebabkan grup tersebut terpecah. Zolotaryov, Kolevatov dan Krivonishchenko adalah yang diduga sebagai mata-mata jika teori tersebut benar, dikarenakan mereka bertiga memiliki perbedaan umur yang cukup jauh dan juga Zolotaryov bukan seorang pelajar beda dengan rekan-rekannya yang lain.
Teori lain juga mengatakan bahwa mereka diserang oleh orang Mansi. Tetapi barang-barang mereka tidak ada yang hilang sama sekali, hal ini mengindikasikan tidak terjadinya pencurian. Ada juga yang berteori pertengkaran di grup tersebut, bisa terlihat dari beberapa luka memar dan patah tulang di bagian hidung salah satu pendaki. Tetapi teori tersebut juga masih mengganjal, kenapa para pendaki semuanya meninggal akibat hipotermia bukan dari luka, dan juga tidak ada bukti yang mengindikasikan bahwa mereka punya rasa benci terhadap satu sama lain.
• Supranatural
Ada 2 faktor yang membuat Dyatlov Pass dikaitkan dengan supernatural, yang pertama ditemukannya radiasi dan foto yang diambil dari kamera milik Thibeaux-Brignolle. Di foto tersebut terlihat sosok misterius yang berbentuk mirip Yeti/Bigfoot. Sosoknya aneh seperti makhluk yang tidak memakai baju dan berwarna hitam dari kepala sampai kaki. Legenda Yeti juga diyakini oleh suku asli gunung tersebut, suku Mansi. Tetapi selain yang disebutkan diatas buktinya tidak ada yang meyakinkan. Banyak pertanyaan yang timbul seperti tidak adanya luka cakar dan gigitan. Selain itu juga jika memang adanya makhluk yang menyerang mereka, mengapa mereka masih sempat membuat api di bawah pohon cedar.
Selain Yeti, UFO juga menjadi salah satu teori yang popular. Banyak teori yang menyatakan bahwa UFO membuat mereka semua panic dan kabur dari tenda. Dan radiasi yang ditemukan dari baju mereka berasal dari pesawat luar angkasa yang mengunjungi pegunungan tersebut.
• Alam
Alam adalah tersangka paling logis dari insiden Dyatlov Pass. Longsor salju sudah bisa dipastikan tidak terjadi, karena jika dilihat dari kondisi tenda, tenda mereka hanya tertimbun sedikit salju. Jika longsor terjadi, tenda pasti tertimbun sampai tidak keliatan. Jejak kakinya pun pasti sudah tertutup. Secara logika mereka pun tidak akan bisa lari dari longsor. Skenario paling memungkinkan adalah katabic wind (angin katabik).
Menurut geologinesia, angin katabik merupakan angin lereng. Angin katabik juga sering disebut sebagai angin jatuh atau angin gravitasi. Angin katabatik terbentuk ketika permukaan gunung menjadi lebih dingin daripada udara di sekitarnya, memaksa angin untuk bergegas menuruni lereng, kadang-kadang dalam kecepatan badai hingga 80 mil per jam.
Pada tahun 2019, beberapa petualang asal Swedia mengikuti jalur yang dilewati oleh pendaki Dyatlov Pass. Dia mengikuti perjalanan Dyatlov Pass semirip mungkin, mereka berjalan di tanggal yang sama, melewati jalur yang sama, dengan supplies yang sama. Mereka mengalami cuaca yang sangat ekstrim dan pergantian cuaca yang tidak bisa diprediksi. Mereka menyimpulkan bahwa angin katabatik adalah penyebab terjadinya insiden Dyatlov Pass. Dilansir dari museumcenter.org, Lindsay Shirkey menuliskan teorinya:
– Setelah kelelahan mendaki gunung dan membawa beban lebih yang ditinggalkan Yudin, tenda dipasang dengan buru-buru dengan posisi yang salah.
– Angin yang sangat kencang tiba-tiba datang dan mau merusak tenda mereka. Terpaksa mereka harus merobek tendanya untuk keluar dengan cepat. Kemudian mereka menimbun tenda dengan salju agar tendanya tidak terbang terbawa angin.
– Mereka kemudian menaruh senter dan meninggalkannya untuk berjaga jaga sebagai penanda jalan pulang.
– Mereka turun ke lereng gunung untuk mencari tempat berlindung di bawah pohon dan di dataran yang lebih rendah karena angin yang kencang membuat debris/puing berterbangan menerpa mereka
– Orang yang ditemukan di lereng, Slobodin, Kolmogora dab Dyatlov terjatuh ke lereng karena tidak menggunakan sepatu dan hanya memakai pakaian yang tipis.
– Doroshenko dan Krivonishchenko bertanggung jawab untuk membuat api. Doroshenko yang dikenal pemberani mungkin memanjat pohon cedar dan mematahkan batang-batang pohon untuk membuat api. 4 orang sisanya berjalan ke daerah jurang untuk berlindung dari angin. Angin yang sangat kencang juga bisa menjadi faktor luka bakar yang terdapat di beberapa tubuh korban, selain itu juga bisa saja ketika tubuh mulai menyerah akibat hipotermia, tubuh mereka koleps dan jatuh ke api yang mereka buat.
– Ke 4 orang yang berlindung di jurang berlindung di tempat perlindungan yang penuh dengan es yang membeku, kemungkinan mereka tertimpa bongkahan es. Dubinina yang ditemukan tengkurap mungkin sedang berjalan tiarap menuju ke tempat berlindung ketika bongkahan es tersebut jatuh dan menimpa mereka
– Zat radioaktif yang terdapat di beberapa pakaian pelajar mungkin saja terbawa dari Kolevatov. Kolevatov adalah seorang pelajar fisika nuklir, bisa saja sebelum pendakian dia melakukan kontak terhadap materi radioaktif.